2 Kado Ultahku Tak Terlupakan

(Mengenang 1 Tahun Kepergian Adekku Tercinta Bripda Purn. Kusumo Malau & 9 Tahun Bapak Tercinta SF Malau)

Minggu, 27 Februari 2011

Di tanggal ini, tak tahu mengapa hati, pikiran dan semua diri ini dibawa mundur jauh ke belakang sejarah hidupku.

Cuaca mendung diiringi senandung musik klasik menemani tamaram batinku. Sang kasih bernama kenangan kayaknya ingin memuaskan diriku dengan kisah "kado ulahku".

Kado Ultah itu kisah-kisah 2 pejuang "Hidupku". Semua kisah terbalut dalam sutra emas tangis sedih. Mereka mendahului dan Kado ultahku luar biasa yang tetap membekas tak lekang di makan apapun.

4 April 2002, Kado Ultah pertama dalam hidupku, kepergianmu, SF. Malau, bapak tercinta bak hardik petir mengguncang diriku. Satu hari usai bahagia Ultahku, kau berikan kado besar yang waktu itu tak sanggup tuk kuterima. Kado luar biasa berat tuk kugenggam, peluk, yakni kepergianmu yang begitu cepat, tanpa pesan bagiku.

Kado besarmu itu, bapakku tercinta tiap perayaan "Haul"ku mesti mengado bagi hidupku. 8 tahun kado berat itu kudekap sebagai kesedihan, tangis yang menyalak, dan motivasi bagi jalan panggilanku waktu itu. Dalam lagu minor kunyanyikan kidung ratapanku.

Genta gurindam kabung Kado Ultahku itu berlabuh 8 tahun. Ku mulai tegak berjalan dapat terima kado Ultah besar dan berat.

Namun, kado Ultahku yang berat dan besar itu kini mesti berlipat. Bersama dia aku dekat, nyaman bertukar pikiran, membuat bahagia bunda yang telah menjada 8 tahun. Tak ingin seembun air matanya mengalir dari pipi manisnya. Dia bertanggungjawab, dia yang pengayom dan bintang yang buatku yakin bunda aman dan rasakan sejuk bila dia bersamanya.

Aku hadir saat dia dilantik tamat pendidikan di Watu Kosek, Jatim menjadi seorang anggota Brimob. Gagah aku lihat dia bersama dandanan balutan seragam Coklat-coklatnya dan baret. Gagah betul, luar biasa. Kagum ku memandangnya. Mesti sempat kulihat kau dulu dihukum "push up" dan "disuruh berguling" di jalan beraspal yang baru disembur terik mentari, entah berapa banyak itu, saat seorang temanmu telat apel.

Kado Ultahku darimu bermula "petir", menggelenggar guncangkan hatiku ini. Kamis, ya aku ingat hari itu, hari saat kau dan teman sepasukanmu maju di medan juang menelusuri ruang dan waktu menjalankan tugas mulia mencari pelatihan teroris di Jantho.

Senja saat itu kabar dari saudara tertua kita sampai kepadaku. Sejak itu tak tahu batinku seperti menembus ruang dan waktu. Rasaku batinku berteriak "Tuhan.... Tuhan.... Tidak Mungkin".......!

Ingin ku lari dari suara di batinku mengenaimu, yang sempat dikabarkan "menghilang" saat kontak tembak di perbukitan itu. Malam itu, bayang wajah mu, paras muka, kegagahanmu, kegantenganmu, suaramu, semuanya melintas berlalu dan datang tak beraturan. Ruang dunia mayamu pun kulihat dengan seksama, menangkap arti semua yg pernah kau tuliskan.

Namun, hatiku berontak kembali, "
"Tuhan.... Tuhan.... Tidak Mungkin".......! Hatiku gaduh, tidurku pun tak lelap. "Tuhan Lindungi dia, jauhkan dia dari bahaya... Bunda Maria sertai dia tugas mulia yang dialakukan, lindungi dia dalam Mantol sucimu...." Amen. Demikian doa-doaku.

2 hari berlalu, kalimat-kalimat ini yang pernah kau posting di FBmu "Dites menjadi orang sabar" (1 maret 2010); "Rindu dengan keluargaku..." (28 February 2010); "Thianicol obt antibiotik,emturnas obt demam,omegdiar obt untk perut,mefentan obt nyeri,probion dan recovit obt vitamin,tricoid obt masuk angin,myllacid obt untk lmbung bnyak lagi,mempelajari obt2an untk menjadi org kesehatan.susah oii" (28 February 2010); "Damaikan hidupku.." (28 February 2010).

"Demi sesuap nasi" (27 February 2010); Pengrebekan blm usai2,,,kpn ne lburnya?" (26 February 2010);
dan terakhir saat mataku menuju tulisanmu ini "Jangan takut mati,jangan lupa mati dan jangan minta mati...terima ja kpan tibanya" (26 February 2010) berteriak merenggek tangisku pecah. Persis akhirnya kuketahui kau gugur dan jasadmu ditemukan tergujur kaku ditembus timah jahanam yang buat kau meregang nafas.

Saat terakhir pandangmu, aku tak bisa, ku hanya mampu lihat pusaramu yang masih hagat linangan air mata.

Seminggu, sebulan, 40 hari, 100 hari dan kini hampir 1 tahun kau pergi. Tak terasa. Kado Ultah kedua ini masih belum dapat kuterima. Berat, tiap kali terkenang pandang fotomu. Linangan air mataku berlinang.

Tiap kali doaku terdaras pun namamu selalu berada di bilangan keluarga yang msh ada. Berat sungguh Oh Kado kedua ku ini. "Bos apa kabar" demikian gumam batinku.

Kini hanya mengenang dan mengenang yang buatku hidupkanmu dalam diriku. Tuhan terimalah diri mereka, sang kado-kado ultahku nan berat. Tuhan hanya doa berkat ampun dan surga bagi mereka Kau berikan pada Kado-kado Ultahku ini.

Semua Kado ultahku ini tertulis dalam kenangan hidupku, dalam buku Hidupku berjudul "Kado Ultahku, 4 April 2002 & 4 Maret 2010".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

siapa yg tertua antara Lubis dgn Pasaribu?/

Malau Raja atau Silau Raja???

Siapa itu Naimarata???