Chicharito: Saya Berterima Kasih Kepada Tuhan Memperkenankan Saya Bermain Sepak Bola
Chicharito: Saya Berterima Kasih Kepada Tuhan Memperkenankan Saya Bermain Sepak Bola
TRIBUNNEWS.COM, LONDON--DETIK sebelum kick-off malam ini dimuklai, Javier Hernandez akan terlebih dahulu berlutut dan berterima kasih kepada Tuhan bahwa ia masih bermain sepak bola.
Sebelum pertandingan, rutin pemain depan asal Meksiko ini, terlihat berlutut di garis tengah, dengan telapak tangannya terentang, menadah berdoa kepada Tuhan mohon sedikit bantuan ekstra dari-Nya.
Unik memang, apalagi ritual itu dilakukannya di tengah masyarakat bola kaki yang hanya ingin melihat tontonan permaianannya yang menawan.
Sikap mengucap doa syukur sebelum pluit wasit berbunyi, itu sendiri memiliki kisah latar belakang yang tak terlupakan dalam pengalaman Javier Hernandez. Dia yakin dalam imannya, Tuhan dapat menghentikan dia sama sekali tidak lagi dapat bermain sepak bola. Kepercayaan seperti ini dimulainya saat hanya 12 bulan sebelum Manchester United membelinya.
Hernandez, (22), kepada The Sun mengatakan:. "Aku mulai melakukan itu ketika saya masih berpikir tentang berhenti bermain bola. Ketika saya mulai bermain lebih sedikit, saya mulai melakukan itu hanya untuk mengucapkan terima kasih telah membantu saya”.
"Saya merasa Dia banyak membantu saya dan selalu Ia ada di sana. Itu sebabnya saya ingin mengucapkan terima kasih untuk membiarkan saya menjadi bagian dari permainan lain, karena membiarkan aku bermain dalam pertandingan yang satu ke pertandingan satunya lagi.”
“Saya mulai berpikir jika ini adalah apa yangTuhan inginkan diri saya, saya perlu bekerja keras. Itu hal yang saya pegang, saya inginkan. Untuk bermain setiap pertandingan, saya ingin bermain banyak, dan aku melakukannya karena aku bersyukur."
Tapi kenapa Hernandez ingin berhenti di awal karirnya saat bermain untuk klub Meksiko, Chivas?
Dia berkata: "Saya tidak bermain saat itu, satu menit pun, saya ingin main pada waktu itu. Tetapi pelatih tidak memainkan saya, saya tidak tahu mengapa itu, tapi saat-saat itu, aku frustasi”.
"Kepercayaan diri saya mulai turun dan saya meminta ayah saya dan keluarga saya pendapat apakah saya masih tepat untuk bermain sepak bola.
"Saya hanya ingin bermain, tapi pelatih tidak pernah memasukkanku dalam skuad sepanjang minggu dan aku tidak akan bermain dalam pertandingan. Aku akan selalu di bangku cadangan.”
"Keluarga saya memberitahu saya bahwa saya menghabiskan banyak waktu dengan berfrustasi. Keluarga saya hanya ingin saya berusaha untuk membuat impian saya menjadi kenyataan, sehingga tidak menyerah atas pengalaman itu.”
"Mereka mengatakan,” ungkap Chicharito, sapaan Hernandes melanjutkan “untuk terus berjuang, tetap fokus dan terkonsentrasi dan bahwa hal yang paling penting adalah untuk tetap menikmati permainan karena saya sangat beruntung."
Keberuntungan tidak datang langsung pada diri striker yang patutu diperhitungkan skuad Barca malam ini dalam final Liga Champions. Malam ini sukses besar akan dipetiknya jika mencetak gol kemenangan di Liga Champions melawan Barcelona. Tanggungjawab inilah kini disandangkan di pundaknya oleh sang arsitek kawakan Sir Alex Ferguson.
TRIBUNNEWS.COM, LONDON--DETIK sebelum kick-off malam ini dimuklai, Javier Hernandez akan terlebih dahulu berlutut dan berterima kasih kepada Tuhan bahwa ia masih bermain sepak bola.
Sebelum pertandingan, rutin pemain depan asal Meksiko ini, terlihat berlutut di garis tengah, dengan telapak tangannya terentang, menadah berdoa kepada Tuhan mohon sedikit bantuan ekstra dari-Nya.
Unik memang, apalagi ritual itu dilakukannya di tengah masyarakat bola kaki yang hanya ingin melihat tontonan permaianannya yang menawan.
Sikap mengucap doa syukur sebelum pluit wasit berbunyi, itu sendiri memiliki kisah latar belakang yang tak terlupakan dalam pengalaman Javier Hernandez. Dia yakin dalam imannya, Tuhan dapat menghentikan dia sama sekali tidak lagi dapat bermain sepak bola. Kepercayaan seperti ini dimulainya saat hanya 12 bulan sebelum Manchester United membelinya.
Hernandez, (22), kepada The Sun mengatakan:. "Aku mulai melakukan itu ketika saya masih berpikir tentang berhenti bermain bola. Ketika saya mulai bermain lebih sedikit, saya mulai melakukan itu hanya untuk mengucapkan terima kasih telah membantu saya”.
"Saya merasa Dia banyak membantu saya dan selalu Ia ada di sana. Itu sebabnya saya ingin mengucapkan terima kasih untuk membiarkan saya menjadi bagian dari permainan lain, karena membiarkan aku bermain dalam pertandingan yang satu ke pertandingan satunya lagi.”
“Saya mulai berpikir jika ini adalah apa yangTuhan inginkan diri saya, saya perlu bekerja keras. Itu hal yang saya pegang, saya inginkan. Untuk bermain setiap pertandingan, saya ingin bermain banyak, dan aku melakukannya karena aku bersyukur."
Tapi kenapa Hernandez ingin berhenti di awal karirnya saat bermain untuk klub Meksiko, Chivas?
Dia berkata: "Saya tidak bermain saat itu, satu menit pun, saya ingin main pada waktu itu. Tetapi pelatih tidak memainkan saya, saya tidak tahu mengapa itu, tapi saat-saat itu, aku frustasi”.
"Kepercayaan diri saya mulai turun dan saya meminta ayah saya dan keluarga saya pendapat apakah saya masih tepat untuk bermain sepak bola.
"Saya hanya ingin bermain, tapi pelatih tidak pernah memasukkanku dalam skuad sepanjang minggu dan aku tidak akan bermain dalam pertandingan. Aku akan selalu di bangku cadangan.”
"Keluarga saya memberitahu saya bahwa saya menghabiskan banyak waktu dengan berfrustasi. Keluarga saya hanya ingin saya berusaha untuk membuat impian saya menjadi kenyataan, sehingga tidak menyerah atas pengalaman itu.”
"Mereka mengatakan,” ungkap Chicharito, sapaan Hernandes melanjutkan “untuk terus berjuang, tetap fokus dan terkonsentrasi dan bahwa hal yang paling penting adalah untuk tetap menikmati permainan karena saya sangat beruntung."
Keberuntungan tidak datang langsung pada diri striker yang patutu diperhitungkan skuad Barca malam ini dalam final Liga Champions. Malam ini sukses besar akan dipetiknya jika mencetak gol kemenangan di Liga Champions melawan Barcelona. Tanggungjawab inilah kini disandangkan di pundaknya oleh sang arsitek kawakan Sir Alex Ferguson.
Komentar