Nyaris tak ada generasi muda bisa baca dan tulis aksara nenek moyangnya?

Nyaris tak ada generasi muda bisa baca dan tulis aksara nenek moyangnya?

INDAHNYA BATAK
*Nyaris tak ada generasi muda bisa baca dan tulis aksara nenek moyangnya

Ketika anak-anak tak tahu lagi bahasa santun leluhurnya. Ketika para cucu tak paham lagi makna perilaku kakek buyutnya. Ketika generasi muda malu mengakui asal-usulnya. Sementara globalisasi semakin agresif menyeragamkan budaya melalui produksi dan distribusi artistik dan generasi muda terbui olehnya. Ketika itulah budaya dan tradisi di ambang punah.

Hampir semua suku bangsa menghadapi tantangan serupa, tak terkecuali suku Batak. Dari 250-an suku bangsa di negeri ini, hanya delapan suku yang memiliki aksara sendiri, salah satunya suku Batak. Sekarang, nyaris tak ada generasi muda yang bisa membaca dan menulis aksara nenek moyangnya itu.

Saat ini hanya generasi tua yang masih menguasai seni bela diri Batak, marmoncak. Muncul keengganan generasi tua mengajarkannya kepada generasi muda, sementara generasi muda pun enggan mempelajarinya. ”Nyaris punah karena tidak diwariskan,” kata Dewan Pembina TB Silalahi Center Letjen (purn) TB Silalahi.

Pesta Budaya dan Tradisi Batak yang puncaknya pada 18 April di Balige, Toba Samosir, Sumatera Utara, ingin mengangkat kembali pelbagai budaya dan tradisi Batak yang hampir punah itu.

Risma S Tambubolon (56) menangis meratapi generasi muda yang tak lagi cinta budaya nenek moyangnya. ”Kenapa kau lupakan warisan ini,” ujarnya dalam bahasa Batak halus saat dia mangandung (meratap). Andung merupakan tradisi yang dilakukan orang Batak saat sanak saudara meninggal dunia atau tertimpa kemalangan. Kalimat-kalimat dalam bahasa halus itu disampaikan dengan intonasi dan nada yang khas sehingga terdengar menyayat hati. Orang yang tidak mengerti bahasa Batak pun bisa terbawa sedih saat mendengarnya.

Risma turun panggung, terdengar petikan alat musik hasapi. Seorang pria berpakaian adat memetik alat berdawai ganda. Rancak, kadang terdengar sendu. Dia sedang maharsapi membawakan lagu-lagu nenek moyang.

Keesokan harinya, bunyi kendang (gondang) bertalu-talu mengiringi belasan remaja menari tortor. Di pelataran lain, puluhan anak-anak ceria menari sambil menyanyikan lagu-lagu rakyat dalam episode martumba. Martumba, kesenian rakyat yang biasa dibawakan anak-anak Batak.

Indahnya Batak. Indahnya Nusantara. Tak rela hati ini jika semua itu punah.


http://cetak.kompas.com/read/2010/06/18/12492345/INDAHNYA.BATAK

Komentar

Postingan populer dari blog ini

siapa yg tertua antara Lubis dgn Pasaribu?/

Malau Raja atau Silau Raja???

Siapa itu Naimarata???