Opera Batak Tetap Dicintai Muda-mudi

Opera Batak Tetap Dicintai Muda-mudi

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Andri Malau




TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggapan miring atas generasi muda suku Batak yang kurang mencintai budayanya tidaklah benar.

Anak muda Batak juga memiliki kecintaan akan budayanya. Meski di Jakarta, muda-mudi (naposo) Batak menunjukan rasa cinta budaya dengan menghadirkan Pargelaran Uning-uningan di Boston Cafe, Rabu (9/3/2011) malam.

Gondang sebagai bagian budaya Batak yang kuno ternyata masih diminati, didalami dan lestarikan muda-mudi Batak di tanah perantauan Jakarta.

Iringan Gondang Uning-uningan Batak yang dimainkan grup Raja Sakti mengiringi suguhan tari tor-tor tersaji, seakan membawa seluruh penonton ke masa lalu di tanah Batak.

Martogi Sitohang, orang muda Batak yang mendalami dan menjadi pesuling terkenal juga turut menambah meriahnya pagelaran seni budaya Batak ini.

Martogi menjelaskan bahwa dalam sejarah Batak, musik Gondang Hasapi (Gendang Kecapi) adalah musik tertua Batak. Dalam budaya Batak selain gondang Hasapi, dikenal berikutnya Gondang Sabangunan.
"Gondang Hasapi yang tertua," jelasnya.

Dia melanjutkan bahwa dalam musik gondang Hasapi, dimainkan tanpa keyboard dan musik modern. Pemengang kendali sebagai melodi, ada pada pemain kecapi.

Adalah opera Batak yang dikembangkan oleh Tilhang Gultom pun makin melarutkan suasana seakan berada di pinggiran Danau Toba.

"1930 opera batak, drama dengan dinyanyikan dengan diatonis, lagu-lagi batak opera muncul. Opera Batak ini wujud sebagai reformasi orang batak muncul seperti perlawanan terhadap adat hukum waris, yang tidak memberikan hak dan harta waris terhadap perempuan, yakni Opera Siboru Tumbaga," jelasnya.

Pemain Gondang Hasapi, Penari dan penonton didominasi kaum muda Batak yang sengaja datang demi Budayanya sendiri. Wawasan mengenai sejarah Budaya Batak pun tiap babak pergelaran dikisahkan oleh Martogi sitohang.

Kecintaan akan budaya Batak ini pun dirasakan pemuda yang lahir dan besar di Jakarta, Angelus Simbolon. Dia mengaku takjub dan tak malu melestarikan dan mencintai budayanya sendiri.

"Kagum, dan luar biasa. Saya takjub dan cinta kali untuk menghadiri acara seperti ini. Saya suka mendalaminya meski saya tidak lahir di tanah Batak, seperti teman lain. Dan tak mungkinlah saya lupa identitas diri saya dalam budaya asli Batak," jelasnya.

Komentar

Olo Marodjahan Malau mengatakan…
Ada banyak cara untuk membuktikan kecintaan kita terhadap Adat kita sendiri, dan saya bangga atas Usaha yg dilakukan muda-mudi yg ditanah perantauan ini, untuk menunjukkan kecintaannya, Horas
Andri Malau mengatakan…
mauliate amang uda. Mari kita wariskan budaya batak hingga bumi ini berhenti berputar dan berahirnya.

Postingan populer dari blog ini

siapa yg tertua antara Lubis dgn Pasaribu?/

Malau Raja atau Silau Raja???

Siapa itu Naimarata???