Sensasi Permandian Aek Rara, Permandian Air Soda Tarutung di TapanuliUtara

Sensasi Permandian Aek Rara, Permandian Air Soda Tarutung di Tapanuli Utara

"Pemandian air soda ini adalah harta yang tak ternilai harganya. Ini merupakan satu-satunya di Indonesia. Bahkan, di dunia hanya ada dua mata air soda, satu lagi di Brasil. Itu pun tidak lagi digunakan sebagai tempat pemandian. Maka, kita harus bersyukur dan menjaga pemandian ini." 
https://m.youtube.com/watch?v=WvPv3MuuuHc

Mungkin Anda berpikir air berkarbonasi atau air bersoda hanya untuk diminum. Air bersoda terlalu mahal untuk dijadikan air mandi.

Di Desa Parbubu I, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, Anda bisa menikmati sensasi berenang di air bersoda.
(Foto Wikipedia)

Hujan turun rintik-rintik pada Minggu (17/1/2016) sore, tetapi puluhan pengunjung yang terdiri dari anak-anak hingga orang dewasa tetap asyik berenang di pemandian air soda Tarutung, sekitar 285 kilometer di selatan Kota Medan.

Mereka memenuhi kolam berbentuk setengah lingkaran berkedalaman 160 sentimeter itu.
Anak-anak tampak berenang mengenakan ban pelampung, sebagian mencari sensasi dengan melompat sambil bersalto ke kolam berdiameter sekitar 50 meter itu. Di sudut lain tampak beberapa penderita stroke berendam sambil tertawa ringan.
Dari mata air di dasar kolam, air bersoda mengalir dari celah batu dan menimbulkan buih-buih. Aroma mirip minuman berkarbonasi terasa menusuk hidung, buih soda pun menempel di badan.

"Mandi di air soda seperti menyelam di dalam minuman berkarbonasi Sprite," kata Samuel Lubis, salah seorang pengunjung.
Hamparan pematang sawah yang tengah ditumbuhi bibit padi menjadi pemandangan yang memanjakan mata para wisatawan yang sedang mandi. Di ujung sawah itu melintang jajaran Bukit Barisan.
(Foto net)

Para pengunjung juga bisa menyaksikan pemandangan salah satu destinasi wisata rohani di Tarutung, yaitu Salib Kasih yang tertancap di puncak Bukit Siatas Barita.
Meski usianya sudah mencapai 80 tahun, penemu permandian air soda, Minar Sihite, tetap ikut melayani langsung para pengunjung.

Jemarinya yang sudah keriput cekatan menghidangkan berbagai jenis makanan dan minuman yang dipesan pengunjung.
Hari Minggu menjadi hari yang sibuk bagi Minar karena ia biasanya melayani sekitar 300 pengunjung dalam sehari, jauh lebih banyak dibandingkan dengan hari biasa yang hanya sekitar 50 orang.

Pada libur Natal dan Tahun Baru, pemandian air soda bahkan bisa dikunjungi lebih dari 600 orang dalam sehari.
(https://m.youtube.com/watch?v=WvPv3MuuuHc)
Di tengah kesibukannya, Minar menyempatkan diri berbagi cerita kepada beberapa anak. Dengan raut wajah serius, ia menuturkan bagaimana awalnya ia menemukan dan mengembangkan pemandian air soda.
"Pemandian air soda ini adalah harta yang tak ternilai harganya. Ini merupakan satu-satunya di Indonesia. Bahkan, di dunia hanya ada dua mata air soda, satu lagi di Brasil. Itu pun tidak lagi digunakan sebagai tempat pemandian. Maka, kita harus bersyukur dan menjaga pemandian ini," kata Minar lirih.
Minar menuturkan, awalnya ia menemukan mata air soda pada tahun 1973, saat itu masih hanya berbentuk mata air yang ditutupi batu-batu, belum berbentuk kolam. Kerbau biasanya berkubang di sekitar mata air itu.
Masyarakat kala itu menganggap mata air soda sebagai tempat yang angker. Itu karena tanaman padi masyarakat kerap mati jika air soda mengalir ke sawah.

Warna merah seperti karat di sekitar mata air itu pun dinilai memberikan kesan mistis. Dalam bahasa Batak, pemandian air soda itu disebut Aek Rara. Aek artinya 'air', rara artinya 'merah'.
Akan tetapi, Minar percaya mata air itu akan membawa berkat baginya dan masyarakat. Sebagai tahap pengembangan awal, ia membongkar dan mengangkut tiga truk batu dari mata air itu. Ia pun membuat kolam seadanya dari batu dan tanah.
Minar pun terus mengembangkan pemandian itu hingga pada tahun 1990 ia membuat kolam dari semen.
Minar mengatakan, selain sebagai tempat bervakansi, mandi di air soda juga berkhasiat untuk kesehatan. "Air soda ini bisa menyembuhkan gatal-gatal, rematik, dan sakit mata," kata Minar.
Bahkan, setiap hari Minar meminum langsung air soda itu karena menurut dia bisa mencegah asam urat dan pengapuran tulang.
Meski pemandian air soda satu-satunya di Indonesia, Minar tak lantas mematok tarif mandi yang tinggi. Mandi di pemandian air soda gratis. Biaya pengelolaan dan operasional ia ambil dari keuntungan menjual makanan dan menyewa pelampung.
Seusai mandi, para pengunjung beristirahat sejenak sambil menikmati indahnya hamparan sawah.

Minar menyediakan berbagai pilihan, antara lain lampet, yaitu penganan khas Batak berbahan dasar tepung beras yang dibungkus dengan daun pisang berbentuk limas. Ada juga telur rebus, bakwan, dan goreng pisang.
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, kata Minar, beberapa kali meminta mengambil alih pengelolaan destinasi wisata air soda itu.

"Pemerintah juga pernah meminta saya mengutip retribusi dari para pengunjung, tetapi saya menentang," kata Minar.
Minar menyesalkan pemerintah ingin mengambil alih permandian itu setelah permandian air soda mulai dikenal luas.

"Setiap perwakilan pemerintah datang, mereka selalu menekankan bahwa setiap mata air adalah milik negara," katanya.
Pengunjung lokal
Bolton Lubis sore itu membawa istri dan keempat anaknya mandi di pemandian air soda. Mereka memilih berwisata ke sana karena jaraknya yang dekat.

"Jaraknya hanya setengah jam dari rumah kami di Kecamatan Siborong-borong," katanya.
Sebagian besar pengunjung pemandian air soda adalah wisatawan lokal. Pada umumnya, mereka berasal dari sejumlah daerah di Sumatara Utara.

Adapun dari luar Sumut biasanya karena kebetulan berkunjung atau pulang kampung ke Tarutung.
Minar berharap pemerintah mempromosikan pemandian air soda ke banyak daerah di Indonesia hingga ke luar negeri sehingga air soda tidak hanya dikunjungi oleh wisatawan lokal.
Akses ke Tarutung cukup mudah. Dari Medan, Tarutung bisa dicapai dengan perjalanan darat selama 7-8 jam. Tarutung juga bisa diakses dengan penerbangan 40 menit dari Medan dan 50 menit dari Batam menuju Bandara Silangit.
Waktu tempuh dari Bandara Silangit menuju permandian air soda hanya sekitar 40 menit perjalanan darat.
Namun, kemudahan akses tidak cukup. Minar berharap pemerintah mempromosikan paket-paket wisata agar para pelancong bisa berkunjung menikmati beberapa destinasi di Tapanuli sekaligus.
"Jika hanya menawarkan air soda, mungkin wisatawan luar negeri enggan," kata Minar.

Karena itu, Minar berharap pemerintah membuat paket wisata karena di Tapanuli banyak destinasi yang menarik, seperti Danau Toba, pemandian alam air panas, dan air terjun Mursala di Tapanuli Tengah.
Hari mulai gelap, semburat jingga menghiasi langit di atas Bukit Barisan. Para pengunjung tak lelah berenang mengitari kolam. Mirna berdiri di tepi kolam, berharap esok para pelancong dari berbagai penjuru menikmati sensasi berenang di air soda. (NIKSON SINAGA)
Versi asli artikel ini terbit di harian Kompas edisi 16 Maret 2016, di halaman 26 dengan judul "Menikmati Sensasi Berenang di Air Bersoda". https://m.youtube.com/watch?v=WvPv3MuuuHc

Komentar

Postingan populer dari blog ini

siapa yg tertua antara Lubis dgn Pasaribu?/

Malau Raja atau Silau Raja???

Siapa itu Naimarata???