Piso Gaja Dompa

Piso Gaja Dompak

(FOTO: Net)

Piso Gaja Dompak merupakan sebuah lambang penting dari pemerintahan Si Singamangaraja.

Bentuknya mirip "keris". Keris "Gaja Dompak" bukanlah sembarang keris. Keris panjang ini adalah salah satu lambang terpenting dari kerajaan Si Singamangaraja yang dimulai dan berpusat di Bakkara, di tepi Danau Toba, hanya sekitar 8km dari Pulau Samosir nan indah.

Menurut keterangan pihak Si Singamangaraja, demikian juga berdasarkan hasil penelitian berbagai sarjana, "Piso Gaja Dompak" itu sudah ada sejak Si Singamangaraja I, yaitu sekitar pertengahan abad-XVI Masehi.

Dalam catatan sejarah, Piso Gaja Dompak, lambang kerajaan Si Singamangaraja yang disebut oleh Kapten Christoffel di Bogor, selaku tanda bahwa "si Macan Aceh" bersama anak buahnya dan kawan-kawan telah mengakhiri satu babak penting dari perjuangan rakyat di Sumatera Utara.

Setelah usainya peristiwa pelaporan di Bogor itu, Piso Gaja Dompak bersama sebuah stempel kerajaan secara resmi disampaikan oleh Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Lembaga Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan di Batavia), pada Rapatnya 7 Agustus 1907 kepada Museum di Gedung Gajah, Jalan Merdeka Barat yang sekarang.

"Keris" yang sekarang ini diberi tanda nomor 13425, ialah satu keris lurus yang panjangnya sekitar 60-70 cm, dengan pegangan yang menyerupai patung gajah.

Selain kisah itu, banyak juga legenda mengenai "Piso Gaja Dompak". Beberapa kalangan anggota keluarga Si Singamangaraja mengklaim, bahwa "Keris" yang sebenarnya masih disimpan oleh anggota keluarga.

Lainnya mengatakan, bahwa salah seorang dari pihak boru menyimpan Piso Gaja Dompak.

Ada pula yang mengatakan bahwa Piso Gaja Dompak itu telah menghilang ke "langit".

Tetapi berdasarkan penelitian penulis Buku "Ahu Si Singamangaraka", Prof Dr WB Sidjabat, dikatakan Piso Gaja Dompak benar-benar adalah yang sekarang disimpan dengan nomor 13425 di Museum Pusat (Gedung Gajah), Jakarta.

Sabtu Malam, Jakarta, 25/6/2011,


Andri Malau Lambean